aku tahu..
rintangan selalu ada diantara satu hubungan..
saat itu..
aku ingin tahu
semua tentangnya
semuaa...
dan akhirnya aku tahu..
Dia tak sekedar angin
Dia tak sekedar teman..
Dia harusnya memang tak bersamaku
Aku menyalahkan waktu
Penyesalan ini kumaknai dengan khayalan
khayalan nakal
khayalan yangtak tahu diri
aku menghujatnya
"Kenapa aku tak dilahirkan sedikit lebih tua, Tuhan??"
atau..
"Kenapa Dia tak dilahirkan lebih lama lagi Tuhan??"
agar setidaknya
aku dan dia mempunyai kecocokan
Tuhannn..
kenapa kau mempertemukan kami??
By : Ursula Epprillita
Selasa, 29 Januari 2013
Pertama..
Pertama..
berkenalan dengannya
melihat matanya
berbicara dengannya
bersenda gurau dengannya
pergi dengannya
konyol memang..
tapi itulah kami
merasa bebas dan tanpa gangguan
tanpa pernah ada yang membantah
seperti tarian seorang penari
gemulai
bebas
tanpa ikatan
hubungan kami seperti itu
tapi suatu hari..
aku tahu....
rintangan selalu ada diantara satu hubungan...
berkenalan dengannya
melihat matanya
berbicara dengannya
bersenda gurau dengannya
pergi dengannya
konyol memang..
tapi itulah kami
merasa bebas dan tanpa gangguan
tanpa pernah ada yang membantah
seperti tarian seorang penari
gemulai
bebas
tanpa ikatan
hubungan kami seperti itu
tapi suatu hari..
aku tahu....
rintangan selalu ada diantara satu hubungan...
Hiruk Pikuk Kota
waktu seakan memburu
jalan kota ini tak pernah sepi
kaki lima menutupi seluruh trotoar
semuanya drama
penuh kepura-puraan
walau semua terasa begitu penat
tapi segalanya tetap harus berjalan
udara yang kuhirup penuh polusi
membuat ku berusaha menggapai gapai oksigen
berlomba-lomba dengan mahluk lain
untuk tetap berusaha bertahan hidup
semua harus tetap berjalan
walau jalan kota ini penuh hiruk pikuk kehidupan
penuh kegelisahan akan esok hari
aku terus berjalan bagaikan angin
mengejar-ngejar angkutan umum
yang berlalu-lalang tanpa henti
tak kenal lelah
melewati jembatan penyebrangan
merasa menyesal tak mempunyai koin-koin
yang dapat diberikan pada anak jalanan
angkutan umum seakan berlomba-lomba
mendapatkan penumpang
demi satu dua lembar uang kertas
yang tak berarti bagi mereka yang bermobil
kendaraan beroda dua
tak mau kalah dengan angkutan umum, mikrolet, dan trans jakarta
mengambil jalur yang tak seharusnya untuk mereka
menerobos lampu merah
polisi-polisi menjadi sok berkuasa
menyetop mereka yang melanggar
disuguhkan selembar kertas berwarna biru dan pink
mereka langsung diam
dan menyimpan nya untuk diri sendiri
itu kah tugas mereka
bukannya menegakkan keadilan?
banjir ada dimana-mana
menjadi musibah musiman
bagaikan durian
membawa berbagai penyakit untuk masyarakat
mereka tersiksa
kita tersiksa
dapatkah kita mengubahnya??
segala hiruk pikuk kota
yang teramat amburadul
By : Ursula Epprillita
jalan kota ini tak pernah sepi
kaki lima menutupi seluruh trotoar
semuanya drama
penuh kepura-puraan
walau semua terasa begitu penat
tapi segalanya tetap harus berjalan
udara yang kuhirup penuh polusi
membuat ku berusaha menggapai gapai oksigen
berlomba-lomba dengan mahluk lain
untuk tetap berusaha bertahan hidup
semua harus tetap berjalan
walau jalan kota ini penuh hiruk pikuk kehidupan
penuh kegelisahan akan esok hari
aku terus berjalan bagaikan angin
mengejar-ngejar angkutan umum
yang berlalu-lalang tanpa henti
tak kenal lelah
melewati jembatan penyebrangan
merasa menyesal tak mempunyai koin-koin
yang dapat diberikan pada anak jalanan
angkutan umum seakan berlomba-lomba
mendapatkan penumpang
demi satu dua lembar uang kertas
yang tak berarti bagi mereka yang bermobil
kendaraan beroda dua
tak mau kalah dengan angkutan umum, mikrolet, dan trans jakarta
mengambil jalur yang tak seharusnya untuk mereka
menerobos lampu merah
polisi-polisi menjadi sok berkuasa
menyetop mereka yang melanggar
disuguhkan selembar kertas berwarna biru dan pink
mereka langsung diam
dan menyimpan nya untuk diri sendiri
itu kah tugas mereka
bukannya menegakkan keadilan?
banjir ada dimana-mana
menjadi musibah musiman
bagaikan durian
membawa berbagai penyakit untuk masyarakat
mereka tersiksa
kita tersiksa
dapatkah kita mengubahnya??
segala hiruk pikuk kota
yang teramat amburadul
Rabu, 09 Januari 2013
I, YOU AND ONE ( PART 2 )
Musim panas tiba, dan seperti yang selalu kutunggu. Sambil mengisi liburan semester, sekolahku akan mengadakan study tou ke Yogyakarta. Benar-benar liburan yang kutunggu. Dan yang tak ketinggalan One juga akan ikut di dalam study tour ini.
Tapi, ternyata study tour ini tidak seindah yang aku bayangkan. Karna Study tour inilah awal dari kedekatan antara Mutia juga One. Tapi, aku tahu bahwa bukan Mutia yang selalu memulai percakapan dengan One. Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Aku senang Mutia juga dapat merasakan kedekatan mereka. tapi disela kesenanganku tersimpan rasa cemburu dan iri. Yah aku mungkin egois, tapi aku tak pernah menunjukkan kecemburuanku pada Mutia.
Mereka semakin dekat dari hari ke hari. Aku memang tak mempermasalhkannya tapi hati kecilku berkata itu menyakiti hatiku. Tapi, aku yakin sekali Mutia tak akan tahu apa yang terjadi dengan hatiku. Karena saat itu aku masih mempunyai pacar.
Sebulan kemudian, aku berpacaran dengan kakak kelasku. Tapi tetap saja hatiku masih tetap meneriakkan nama One. Jahat sekali diriku ini. Sedangkan, disamping itu Mutia dan One semakin dekat. Hubunganku dengan kakak kelas itu tak berlangsung lama.
Dengan sangat cepat, aku kembali menjalin hubungan. Tapi kali ini dengan teman seangkatan. Tetap saja masih ada ruang kecil untuk One di lubuk hatiku.
Sampai suatu hari aku benar-benar harus melepaskan One. hatiku memang sakit. Tapi hidup tetap harus berjalan. One dan Mutia tetap sahabatku dan selamanya akan begitu.
Kini saatnya aku membuka hati untuk orang yang menyayangiku.
Tapi, ternyata study tour ini tidak seindah yang aku bayangkan. Karna Study tour inilah awal dari kedekatan antara Mutia juga One. Tapi, aku tahu bahwa bukan Mutia yang selalu memulai percakapan dengan One. Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Aku senang Mutia juga dapat merasakan kedekatan mereka. tapi disela kesenanganku tersimpan rasa cemburu dan iri. Yah aku mungkin egois, tapi aku tak pernah menunjukkan kecemburuanku pada Mutia.
Mereka semakin dekat dari hari ke hari. Aku memang tak mempermasalhkannya tapi hati kecilku berkata itu menyakiti hatiku. Tapi, aku yakin sekali Mutia tak akan tahu apa yang terjadi dengan hatiku. Karena saat itu aku masih mempunyai pacar.
Sebulan kemudian, aku berpacaran dengan kakak kelasku. Tapi tetap saja hatiku masih tetap meneriakkan nama One. Jahat sekali diriku ini. Sedangkan, disamping itu Mutia dan One semakin dekat. Hubunganku dengan kakak kelas itu tak berlangsung lama.
Dengan sangat cepat, aku kembali menjalin hubungan. Tapi kali ini dengan teman seangkatan. Tetap saja masih ada ruang kecil untuk One di lubuk hatiku.
Sampai suatu hari aku benar-benar harus melepaskan One. hatiku memang sakit. Tapi hidup tetap harus berjalan. One dan Mutia tetap sahabatku dan selamanya akan begitu.
Kini saatnya aku membuka hati untuk orang yang menyayangiku.
Langganan:
Postingan (Atom)