Welcome. You Can See My Creativity

Senin, 04 Februari 2013

Tidak Hanya di Jakarta



TIDAK HANYA DI JAKARTA
PENCEGAHAN LEBIH BAIK DARIPADA PENANGGULANGAN
Tidak hanya di Ibukota Jakarta tercinta kita ini ternyata yang mengalami musibah banjir. Wilayah Banten dan sekitarnya juga tak lolos dari musibah yang satu ini. Dan pekerja sosial kita satu ini berasal dari Jakarta tapi terpilih untuk menjadi Komandan yang menangani musibah banjir di kota Banten. Sedikit perbincangan dengan Bhayu Radityo ini.

Kenapa mau jadi relawan?
            Karena panggilan jiwa dan ada kepuasan batin tersendiri saat ada saudara-saudara yang membutuhkan bantuan.
Sejak kapan jadi relawan dan dimana saja?
            Pertama kali tahun 2006 waktu gempa di Yogyakarta, erupsi merapi 2010 dan banyak aktivitas kerelawanan yang dilakukan di Jakarta dan di luar Jakarta. Berkegiatan juga di komunitas social seperti 1001 Buku, Lebah dan relawan di Indonesia.
Kendala yang dialami selama menjadi relawan?
            Saat bebenturan dengan pekerjaan. Dan juga adanya budaya, karena dalam setiap penempatan yang didatangi ketika menjadi relwan berbeda dengan aktivitas sehari-hari. Sulitnya berkomunikasi dengan sekitar karena banyak perbedaan bahasa dan lain-lain.


Apa saja yang dilakukan di posko banjir?
            Evakuasi warga dari tempat tinggal mereka ke tempat pengungsian. Distribusi logistik ke warga dan ke tempat-tempat  atau rumah warga yang tidak mau dievakuasi atau aman berada di rumah.



Bagaimana sikap pemerintah Banten terhadap musibah banjir?
            Agak lambat, dan koordinasinya cukup berbelit.
Bagaimana situasi sebenarnya di tempat banjir?
            Di semua lokasi bencana memiliki bahaya. Arus yang cukup deras karena luapan dari sungai yang masuk ke perkampungan dengan ketinggian air berkisar 1 meter sampai 3 meter. Di daerah Ciujung sampe 3 meter. Ancaman dari luar karena persawahannya yang cukup luas.
Bagaimana kondisi warga atau korban banjir?
            Sebagian besar warga sudah tahu akan adanya banjir. Dan warga cukup waspada dan mulai menyelamatkan benda berharga. Warga agak takut bila dievakuasi alasannya mereka takut rumahnya dimasuki maling atau ada hal-hal buruk terhadap rumahnya. Warga mulai terserang penyakit pasca banjir. Seperti penyakit kulit, ISPA, diare, dan lain-lain. Banjir membawa lumpur dan susah membersihkannya.
Bagaimana keadaan di tempat pengungsian?
            Cukup memprihatinkan. Segala sesuatu terbatas. Tidur di terpal atau tikar. Tapi memang lebih baik daripada mereka tidur di rumah mereka yang kebanjiran.

Ada tidak korban tewas atau luka-luka?
            Tewas ada 1 orang. Warga daerah kecamatan Binguang, kabupaten Tanggerang. Tewas karena terpeleset saat sedang mencari ikan dan tenggelam di kedalaman 2 meter dan kakinya tertancap di lumpur.
Apa saja sikap yang ditanamkan sebagai relawan?
            Melaksanakan semuanya sebagai ibadah. Dengan menjadikan semuanya ibadah, akan jadi lebih ikhlas.
Bagaimana tanggapan tentang banjir itu sendiri?
            Untuk saat ini karena kesalahan manusia itu sendiri. Banyak lahan hijau yang habis. Semuannya dijadikan jalanan juga dibeton semua seperti di kecamatan Kresek. Tapi karena semua jalan ditinggikan dan dibeton secara tidak langsung menjadikan wilayah itu seperti waduk.

Pesan dan kesan sebagai relawan?
            Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan kita. Pencegahan lebih baik daripada penanggulangan. Dan bagi teman-teman yang belum pernah menjadi relawan mari menjadi relwan. Relawan tidak hanya saat bencana saja tapi jadilah relawan bagi keluarga kita dulu.
            Kesannya sih bahagia dapat membantu sesama. Sedihnya adalah ketika musibah dating. Kenapa bencana seakan tak pernah berhenti di negeri ini.
 Mari kita jaga lingkungan kita. Kita harus selalu mendukung teman-teman kita yang bersedia menjadi relawan bagi saudara yang sedang mengalami bencana. Semoga masyarakat akan semakin sadar akan dampak dari perusakan lingkungan. URS


PEKERJA SOSIAL
MENJADI ORANG YANG BERMANFAAT BAGI ORANG BANYAK
           
Musibah selalu datang kapan saja dan dimana saja. Musibah datang silih berganti dan senantiasa mewarnai Tanah Air kita. Mulai dari Tsunami, Gempa Bumi, Tanah Longsor, dan yang sekarang menimpa Indonesia adlah Banjir.
            Banjir seakan memenuhi kota Ibukota dengan kepanikan, kegelisahan dan kehawatiran. Mulai banyak orang-orang dari yang tua sampai yang muda menggerakan hati dan tenaga untuk mereka yang membutuhkan.
            Sebut saja, Akang Sandy, seorang wiraswasta yang ikut membantu masyarakat dalam musibah banjir ini. Banyak orang bertanya –tanya kenapa harus jadi seorang relawan. Dan ternyata Akang Sandy punya alasa kuat untuk hal ini. Motivasinya yaitu ingin menginfakkan diri di jalan Allah dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak. Akang Sandy memang termasuk orang yang sangat tertarik dalam bidang social, ia senang membantu ketika orang mendapat musibah.

            Bukan hanya menyampingkan pekerjaannya, tapi Akang Sandy sudah mulai menjadi relawan social sejak 2004 di suatu lembaga sosial yaitu ACT ( Aksi Cepat Tanggap ). Banyak musibah yang terjadi di Indonesia sejak tahun 2004 atau sebelumnya dan ternyata Akang Sandy termasuk relawan di salam musibah-musibah yang menimpa kita. Seperti Tsunami di Aceh pada tahun 2004, Gunung Merapi di Bantul, musibah yang menimpa Padang pada tahun 2009, Banjir di banyak daerah, Tanah Longsor di Ciwidei, dan juga Musibah yang menimpa kita pada awal tahun 2013.
            Akang Sandy, bersama relawan ACT lain juga melakukan evakuasi selama lebih dari 3 hari, dan pembagian logistik. Tidak hanya bantuan tenaga tapi juga melalui jaringan social media, seperti Twitter, Facebook dan lain-lain.
            “Saat dilakukan evakuasi warga sangat panikdan tidak sabar. Sehingga terkadang menyulitkan saat sedang dievakuasi. Ada 7 kriteria dalam mengevakuasi warga. Pertama ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak-anak, orang sakit, orang tua, dan orang cacat.” Tutur relawan ACT yang berumur 38 tahun ini.
            Dalam musibah banjir ini untungnya tidak ada korban tewas, walaupun lumayan banyak yang mengalami sakit pasca banjir. Sejauh ini, sikap pemerintah cukup baik. Buktinya BUMN ikut bekerja sama dengan ACT. BNI tak luput memberikan bantuan melalui ACT ini. 


    
            Akang Sandy juga punya sikap yang harus ditanamkan sebagai relawan, seperti, memberikan motivasi kepada warga yang mengalami musibah. Juga melakukan pendekatan dengan warga seramah mungkin dengan tutur kata dan sikap yang baik.
            Tanggapan Akang Sandy terhadap banjir itu sendiri, yaitu, akibat kelalaian masyarakat sendiri, kurang peran serta pemerintah dalam mencegah banjir, dan masyarakat sering tidak sadar akan dampak dari banjir dan membuang sampah sembaragan.
            Akang Sandy juga punya pesan untuk kita semua. Untuk masyarakat, harus bias membina diri sendiri dalam mencegah banjir juga mananggulangi dengan belajar pola hidup sehat dan menjaga lingkungan.