waktu seakan memburu
jalan kota ini tak pernah sepi
kaki lima menutupi seluruh trotoar
semuanya drama
penuh kepura-puraan
walau semua terasa begitu penat
tapi segalanya tetap harus berjalan
udara yang kuhirup penuh polusi
membuat ku berusaha menggapai gapai oksigen
berlomba-lomba dengan mahluk lain
untuk tetap berusaha bertahan hidup
semua harus tetap berjalan
walau jalan kota ini penuh hiruk pikuk kehidupan
penuh kegelisahan akan esok hari
aku terus berjalan bagaikan angin
mengejar-ngejar angkutan umum
yang berlalu-lalang tanpa henti
tak kenal lelah
melewati jembatan penyebrangan
merasa menyesal tak mempunyai koin-koin
yang dapat diberikan pada anak jalanan
angkutan umum seakan berlomba-lomba
mendapatkan penumpang
demi satu dua lembar uang kertas
yang tak berarti bagi mereka yang bermobil
kendaraan beroda dua
tak mau kalah dengan angkutan umum, mikrolet, dan trans jakarta
mengambil jalur yang tak seharusnya untuk mereka
menerobos lampu merah
polisi-polisi menjadi sok berkuasa
menyetop mereka yang melanggar
disuguhkan selembar kertas berwarna biru dan pink
mereka langsung diam
dan menyimpan nya untuk diri sendiri
itu kah tugas mereka
bukannya menegakkan keadilan?
banjir ada dimana-mana
menjadi musibah musiman
bagaikan durian
membawa berbagai penyakit untuk masyarakat
mereka tersiksa
kita tersiksa
dapatkah kita mengubahnya??
segala hiruk pikuk kota
yang teramat amburadul
By : Ursula Epprillita
jalan kota ini tak pernah sepi
kaki lima menutupi seluruh trotoar
semuanya drama
penuh kepura-puraan
walau semua terasa begitu penat
tapi segalanya tetap harus berjalan
udara yang kuhirup penuh polusi
membuat ku berusaha menggapai gapai oksigen
berlomba-lomba dengan mahluk lain
untuk tetap berusaha bertahan hidup
semua harus tetap berjalan
walau jalan kota ini penuh hiruk pikuk kehidupan
penuh kegelisahan akan esok hari
aku terus berjalan bagaikan angin
mengejar-ngejar angkutan umum
yang berlalu-lalang tanpa henti
tak kenal lelah
melewati jembatan penyebrangan
merasa menyesal tak mempunyai koin-koin
yang dapat diberikan pada anak jalanan
angkutan umum seakan berlomba-lomba
mendapatkan penumpang
demi satu dua lembar uang kertas
yang tak berarti bagi mereka yang bermobil
kendaraan beroda dua
tak mau kalah dengan angkutan umum, mikrolet, dan trans jakarta
mengambil jalur yang tak seharusnya untuk mereka
menerobos lampu merah
polisi-polisi menjadi sok berkuasa
menyetop mereka yang melanggar
disuguhkan selembar kertas berwarna biru dan pink
mereka langsung diam
dan menyimpan nya untuk diri sendiri
itu kah tugas mereka
bukannya menegakkan keadilan?
banjir ada dimana-mana
menjadi musibah musiman
bagaikan durian
membawa berbagai penyakit untuk masyarakat
mereka tersiksa
kita tersiksa
dapatkah kita mengubahnya??
segala hiruk pikuk kota
yang teramat amburadul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar